Situs Pura Pancering Jagat desa Trunyan terletak di wilayah Dusun Trunyan, Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Tepatnya pada koordinat 90, 87’,55” Bujur Timur dan 50,03’,26” Lintang Selatan. Ketinggian situs 1027 meter di atas permukaan laut. Berjarak tempuh 33 km dari ibu kota Bangli. Desa ini merupakan salah satu desa kuna yang terletak di tepian danau Batur, berpenduduk cukup padat dengan kondisi alam yang berbukit terjal mengharuskan penduduk mengolah alam ini dengan menekuni profesi sebagai petani peladang dan nelayan.
Pada tanggal 7 Maret 2007 terjadilah bencana yang mengakibatkan hancurnya 20 buah pelinggih, akibat robohnya pohon beringin besar di Pura Pancering Jagat desa Trunyan. Adapun pelinggih-pelinggih yang hancur tersebut terletak pada halaman dalam (jeroan) pada kompleks Penaleman Jeroan, kompleks Pelinggih Kepasekan dan kompleks Pelinggih Gunung Agung. Bangunan utama berupa meru sebagai pelinggih Bhatara Da Tonta juga mengalamai kerusakan yang cukup berat. Sedangkan arca Bhatara Da Tonta sendiri tidak mengalami kerusakan yang berarti. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat desa Trunyan.
Berkaitan dengan peristiwa ini Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali NTB dan NTT (BP3 Bali) mengunjungi desa Trunyan untuk mengadakan penelitian dan inventarisasi terhadap benda tinggalan arkeologi yang ada di pura ini. bencana. Inventarisasi terhadap beberapa benda cagar budaya dari BP3 Bali saat ini merupakan inventarisasi awal. Karena keterbatasan tenaga, waktu dan dana maka inventarisasi baru akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Inventarisasi yang dapat lakukan hanya pada 16 buah benda cagar budaya (BCB). Adapaun BCB tersebut antara lain : Arca Perwujudan Bhatara Datonta I dan II, batu pipis, sejumlah fragmen arca, fragmen bangunan bermotif naga yang merupakan bagian dari bangunan meru pelinggih Bhatara Da Tonta, dan beberapa buah batu alam dari tradisi megalitik. Masih banyak BCB yang belum terinventaris dan mendapat tindakan penyelamatan lebih lanjut dari BP3 Bali. Hal ini terkait dengan sangat sakralnya keberadaan BCB tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar