STUDY TEKNIS PURA PENATARAN YEH SANTHI TENGANAN PEGRINGSINGAN KARANGASEM
Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu desa kuno di Bali. Menyimpan cukup banyak tinggalan arkeologi dari berapa periodenisasi masa, terutama peninggalan dari masa megalitikum. Salah satu yang mendapat perhatian dari tinggalan yang ada adalah tinggalan di Pura Penataran Yeh Santhi. Pura ini secara administratif terletak di desa Adat Tenganan Pegringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem .
Peninggalan arkeologi yang terdapat di Pura Penataran Yeh Santhi sebagian besar berbentuk tahta batu dari susunan batu-batu kali dengan mempergunakan perekat tanah. Tahta batu ini berbentuk segi empat. Disamping itu terdapat pula struktur bangunan yang berbahan batu bata merah (citakan) yang digunakan sebagai dinding. Dari struktur pura, Pura Penataran Yeh Santhi dibagi menjadi tiga bagian, Tri Mandala yaitu: utamaning mandala, mandya mandala, dan nista mandala. Di daerah utamaning mandala terdapat tujuh buah pelinggih berbentuk tahta batu dipergunakan sebagai tempat pemujaan antara lain ; Pelinggih Tambunan, Pelinggih Gunung Agung dan bebera pelinggih yang tidak diketahui namanya. Diareal madya madala terdapat beberapa bangunan yang disebut dengan Kayehan Dedari, Pelinggih Pugelan, Pelinggih Gedong Sari dan satu bangunan yang berbentuk tahta batu yang tidak diketahui namanya. Bangunan yang cukup unik adalah bangunan yang disebut sebagai Kayehan Dedari, bangunan ini merupakan tempat petirthaan yang lokasinya lebih tinggi dari pelinggih yang lain sehingga untuk mencapai tempat ini harus melalui sebuah tangga yang terbuat dari tumpukan batu pada. Pada areal nista mandala terdapat tiga buah bangunan berupa Parerean, Pagedongan dan bale Mamiut.
Beberapa buah bangunan di Pura Penataran Yeh Santhi ini mengalami kerusakan yang cukup berarti, lebih-lebih karena pura ini berada di bawah pohon beringin yang sangat besar. Kerusakan pada situs ini lebih banyak disebabkan karena pengaruh alam seperti curah hujan yang tinggi, ancaman akar-akar pohon dan tanah longsor. Kerusakan yang terjadi pada bangunan Pelinggih Parerean yang berupa tahta batu seperti melesak, bergeser, amblas dan beberapa buah batunya telah lepas dari posisi semula. Begitu pula halnya dengan bangunan Bale Mamiyut, kebocoran dan lapuk telah terjadi pada beberapa bagian bangunan ini. Bahkan Pelinggih Pugelan yang juga berupa tahta batu mengalami kerusakan total sehingga perlu diperbaiki untuk dapat kembali seperti semula.
Melihat kondisi Pura Penataran Yeh Santhi yang mengalami kerusakan-kerusakan pada beberapa bengunannya Balai Pelestarain Peninggalan Purbakala Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB dan NTT melaksanakan kegiatan studi teknis ke pura ini. Studi teknis yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2007 hingga 11 Juni 2007 ini dipimpin oleh Ida Bagus Ngurah Supernata BA, telah melaksanakan kegiatan berupa penggambaran denah pura, penggambaran BCB, dan menyusun gambar perencanaan perbaikan.
0 komentar:
Posting Komentar